Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat tidak khawatir dengan efek samping vaksinasi. Pasalnya, proses dalam melakukan pembuatan vaksin, kata dia, sudah melalui berbagai tahapan dan proses yang sangat ketat.  Togel Online

"Jadi tidak usah khawatir lagi efek samping penyakit-penyakit yang tidak ada hubungannya dengan imunisasi," ujar Reisa di acara Forum Merdeka Barat (FMB) 9 secara daring, Kamis (8/10/2020).

Reisa mengatakan, meski sempat ada mitos yang berkaitan dengan efek samping vaksin, seperti mitos vaksin akan menyebabkan autisme, tetapi seharusnya hal tersebut tak terjadi lagi. Apalagi, mitos bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme seperti vaksin MMR dari sebuah penelitian tahun 1998 tidak terbukti dan jurnalnya pun sudah ditarik. Selain itu, sang peneliti yang sudah mendapat sanksi pada tahun 2010.

"Kita bisa tahu dari rangkaian panjang vaksin itu. Seharusnya sejak tahun 2010 bahwa untuk vaksin itu melalui proses penjagaan keamanan ketat dan regulasi untuk approvalnya juga sangat panjang dan sulit," kata dia.

"Jadi benar-benar harus diuji keamanan dan efektivitasnya, baru boleh disebarkan dan dijual," ujar dia.

Reisa juga memaparkan bahwa dalam pembuatan vaksin ada beberapa teknik yang digunakan.
Ada vaksin yang menggunakan virus hidup yang sudah dilemahkan seperti vaksin MMR untuk penyakit campak, gondong, dan rubella. 

Ada pula vaksin yang menggunakan kuman tidak aktif yang digunakan pada vaksin folio, kemudian ada juga yang hanya menggunakan salah satu bagian virusnya seperti pada vaksin HPV dan vaksin Covid-19 yang saat ini masih dikembangkan.
Selain itu, ada juga yang menggunakan toksin dari virus itu sendiri seperti vaksin tetanus difteri. 

" Vaksin itu kan alat, digunakan untuk mengenalkan ke tubuh. Kalau ada penyakit aslinya, (vaksin) sudah siap maka dicari yang paling aman, sesuai dan efektif," kata dia.

"Kalau masih ada yang khawatir, vaksin memasukkan penyakit ke tubuh tidak? Tidak, pembuat vaksinnya yaitu virusnya tidak bisa mengakibatkan penyakit itu melalui vaksin karena sudah pasti aman," ucap Reisa.



Sumber : KOMPAS